Quantcast
Channel: Surau Inyiak » yogyakarta
Viewing all articles
Browse latest Browse all 17

Puncak Becici: Nikmati Yogyakarta dari Ketinggian

$
0
0

#WisataMurahDiJogja 01

Sebelumnya, aku haturkan “Selamat Idul Fitri 1437 H, mohon maaf lahir dan batin”. Bagaimana libur lebarannya? Tentu menyenangkan bukan? Apapun bentuk lebaran yang kita lewati kemarin, yang terpenting adalah dapat menikmati kebersamaan dengan keluarga tercinta.

Kali ini, aku akan bercerita tentang perjalanan liburan lebaran kami kemarin. Dan tema yang kuangkat kali ini adalah #WisataMurahDiJogja . Murah dalam artian yang sesungguhnya, yakni sedikitnya biaya yang kita keluarkan untuk bisa berkunjung ke tempat-tempat tersebut. Tapi jangan salah. Murah di sini bukan berarti murahan ya. Justru, tempat-tempat tersebut memberikan kesan dan makna yang tak ternilai harganya.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Puncak Becici yang terletak di Dusun Gunung Cilik, Desa Gunung Mutuk, Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Tempatnya tidak terlalu jauh dari Hutan Pinus Mangunan seperti yang pernah kuceritakan beberapa waktu lalu.

Baca: Piknik-Gratis Romantis ala AADC2 di Hutan Pinus Mangunan

Dari Hutan Pinus Mangunan, butuh waktu lebih kurang 20 menit untuk sampai di kawasan Puncak Becici. Karena tempatnya ada di ketinggian, maka perlu diperhatikan kelaikan kendaraan yang kita bawa. Jalannya yang naik-turun, membutuhkan kendaraan dengan kondisi prima. Jangan sampai seperti beberapa pengunjung yang terpaksa berhenti di tengah jalan karena kendaraannya yang tidak kuat untuk meneruskan perjalanan.

Sampai di kawasan Becici, kami disambut dengan hamparan hutan pinus yang tak kalah indahnya dengan yang di Mangunan. Kuhirup nafas dalam-dalam. Terasa sangat menyegarkan. Aroma pinus pun menambah kenikmatan bernafas di area tersebut. Tidak ada biaya masuk ke kawasan tersebut. Kita hanya dikenakan biaya parkir sebesar Rp. 3.000 untuk sepeda motor dan Rp. 10.000 untuk mobil. Sangat murah bukan?

Kesejukan hutan membuat kami ingin bersantai untuk menikmatinya. Kusewa 3 buah hammock (ayunan) dan tikar seharga masing-masing Rp. 10.000. Petugas dengan sigap memasangkan hammock yang kami sewa tersebut di antara pohon-pohon pinus yang rindang itu. Sejurus kemudian, kami sudah duduk-duduk santai berkeliling sambil menikmati bekal yang kami bawa dari rumah.

vizon-puncak becici vizon-puncak becici vizon-puncak becici

Gerimis yang datang tiba-tiba memaksa kami untuk membubarkan diri sejenak. Kebetulan waktu shalat Zuhur pun sudah masuk. Sangat tepat jika kami segera beringsut dari tempat bersantai tersebut. Petugas penyewaan hammock mengatakan bahwa nanti kalau kami mau pakai lagi, boleh diambil, tanpa musti menyewa kembali. Aih… baik bener… :)

Selepas shalat zuhur dan makan mie instan di salah satu warung yang terdapat di kawasan tersebut, kami pun kembali bergerak masuk ke hutan, menuju puncak yang menjadi spot andalan kawasan tersebut. Namun sayang, sebelum sampai di di puncak, angin bertiup cukup kencang, dan hujan pun mulai turun. Beruntung, ada saung-saung kecil yang tersedia di sana, sehingga kami bisa berteduh.

Alhamdulillah, hujan turun tidak terlalu deras dan hanya sebentar. Dengan begitu, kami pun bisa segera melanjutkan perjalanan menuju puncak. Sampai di puncak, meski masih agak gelap, namun pemandangan yang disuguhkan tetap menarik dan eksotis. Tentu saja hal tersebut tidak boleh dilewatkan untuk diabadikan dalam lensa kamera.. :)

vizon-puncak becicivizon-puncak becici vizon-puncak becici

Puas menikmati suasana di puncak, kami pun segera beranjak turun untuk keluar dari kawasan tersebut. Ada satu destinasi lagi yang tak kalah menariknya yang ingin kami tuju. Ikuti ceritanya pada postingan selanjutnya ya..

Oya, sebelum mengakhiri tulisan ini, aku ingin memberi sedikit peringatan. Mohon untuk tidak meniru adegan dalam foto di bawah ini. Hanya boleh dilakukan dengan pasangan halal saja ya. Bila melanggar, hati-hati bakal ada setan yang datang mengganggu.. #eaa ;)

vizon-puncak becici


Viewing all articles
Browse latest Browse all 17